Punk….masyarakat awam menganggap Punk itu “kotor”,
kumuh, orang pinggiran, pengamen jalanan, orang yang gak punya aturan.
Yaah, terserahlah anggapan mereka tentang punk. Mereka hanya melihat
Punk dari luarnya aja, toh mereka juga belum tentu mengenal Punk lebih
dalam. Kebanyakan anak Punk memang hidup di jalanan. Tidak punya rumah,
mobil mewah, atau apa pun itu yang dianggap sebagai kiblat bagi para
maniak harta.
Menurutku, Punk lebih dari itu. Punk bukan sekedar
segerombolan orang-orang yang berambut tegak, tinggi menantang langit
yang duduk-duduk dipinggir jalan sambil mengamen. Punk adalah sebuah
rumah, rumah bagi orang-orang yang kecewa dengan peraturan. Orang-orang
yang merasa bahwa setiap peraturan yang dibuat itu hanyalah “omong
kosong” dan “tidak berguna”. Toh banyak peraturan dibuat tetapi juga
tak sedikit yang sengaja melanggar peraturan itu.
Saya sendiri sudah hampir 4 tahun jadi anak Punk
asik-asik aja. Meski selama 4 tahun itu saya belum juga begitu mengerti
tentang Punk tetapi disitu saya merasakan kehangatan keluarga. Rasa
yang tidak pernah saya rasakan meski saya berada di rumah sendiri.
Pertanyaannya, kenapa orang-orang sangat sinis terhadap Punk ? Apa yang
salah dengan Punk ?
Aku tidak mengerti dengan jalan pikir orang-orang
yang merasa dirinya itu terhormat. Mereka pikir mereka adalah orang
yang paling hebat. Yaah, mereka memang bisa membeli rumah, pakaian,
makanan, dan kebutuhan lainya. Jika dibandingkan dengan anak Punk,
dalam hal itu mereka memang lebih hebat. Tapi, apakah hidup itu hanya
diukur dari berapa banyaknya uang yang bisa didapat dalam sebulan ? Apa
hidup itu juga hanya diukur dari seberapa banyak barang yang bisa
dibeli ? Saya rasa orang-orang berdasi di luar sana akan serentak
menjawab “Iya”. Tetapi ada yang tidak dimiliki oleh mereka tapi
dimiliki oleh anak Punk, keramahan.
Yaa, mereka memang juga memiliki keramahan, tetapi
keramahannya itu hanya untuk sesama orang yang berdasi. Apa pernah
seorang pegawai kantoran yang menyapa orang lain di jalan meski orang
itu tidak mengenalnya ? Saya rasa tidak pernah ada. Berbeda dengan anak
Punk, anak-anak Punk lebih terbuka terhadap orang lain yang tidak
dikenalnya. Tak sedikit pula anak-anak Punk yang saling menyapa di
jalan meski mereka tidak saling mengenal. Biasanya mereka hanya
bereriak “oi..oi..” kemudian yang lainnya juga menjawab “oi..oi..”
pula.
Yaaah, memang begitulah kehidupan anak Punk di
jalanan. Mereka tidak peduli dengan anggapan orang-orang tentang
mereka. Yang mereka pikirkan hanyalah tetap menjalani hidup dan
bagaimana caranya agar hari ini bisa makan…..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar